1.
LOKASI
Secara
geografis, Pondok Pesantren Miftahul Huda Segeran terletak di desa Segeran
Kidul Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Berada 25 KM Sebelah
timur dari kota Indramayu. Pondok Pesantren Miftahul Huda berdiri diatas lahan
seluas 5 Ha.
Pesantren ini menempati areal seluas lima hektar. Tidak
kurang sekitar 250 santri mondok di pesantren ini. Pada areal tanah seluas itu
berdiri sebuah mushollah berukuran 15 m x 15 m . Lapangan olahraga 30 m x 30 m,
asrama santri putra 12 kamar, asrama santri putri 20 kamar.
Sarana pendidikan yang
dikembangkan meliputi madrasah setingkat
MI Ma`arif (1958) , SMP Yabujah (1981), SMA NU Juntinyuat (1984), SMK Yabujah (2009) dan Perguruan tinggi yang
meliputi STAIS Dharma (2003) & STKIP Dharma (2006).
Untuk mengembangkan keterampilan para santrinya, pesantren ini
mengembangkan program life skill (life skill Education) dengan menyediakan
beberapa fasilitas penunjang yang antara
lain :
1.
Laboratorium IPA
2.
Studio Musik Tradisional dan Kontenporer 5 m x 5 m
3.
PKBM Gerak Segeran
4. Laboratorium komputer @ 10 m x 10 m
5. Laboratorium bahasa @15 m x 20 m
6. Green House (Pertanian) 15 m x 40 m
2.
SEJARAH
a. Periode Permulaan
Setelah sepulang tholabul `ilminya di berbagai pesantren, KH.
Abdul Kodir memilih mukim (menetap) ditempat kelahirannya di desa Segeran.
Namun melihat keadaan masyarakat yang pada saat itu tergolong kurang akan
pengetahuan Agama. Melihat keadaan itu beliau berinisiatif membangun sebuah
tempat untuk dirinya berdakwah, dan beliau berinama Tajud Gede sekitar tahun 1930.
KH. Abdul Qodir memulai dakwahnya dengan mengadakan pengajian di Tajud Gede dan
dirumahnya. Tak lama kemudian beberapa santri pun datang satu persatu. Beberapa
santri ada yang telah menetap, kegiatan ini lah yang dikemudian hari menjadi
cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Miftahul Huda Segeran.
Selang sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1942 para
santri da mulai banyak sehingga KH. Abdul Qodir kewalahan karena menangani
santri yang kian tahun kian bertambah. Akhirnya KH. Abdul Qodir meminta bantuan
kepada KH. Ridwan, KH. Irsyad, KH. Majlani, KH. Rois, KH. Abdur Rohim, KH.
Abdul Djalil yang tidak lain anak dan manantu KH. Abdul Qodir.
b. Masa Pertengahan
Memasuki masa revolusi yang penuh gejolak, para Asatids dan
santri-santri Pengasuh bersama masyarakat menyatukan langkah, maju melangkahkan
kaki untuk berjuang mempertahankan tanah air dari penjajah Belanda. Tak sedikit
pejuang yang gugur sebagai mati syahid termasuk para Assatids, santri dan
masyarakat sekitar.
Pasca kemerdekaan, setelah stabilitas dan keamanan nasional
mulai berangsur pulih. KH. Abdul Qodir
dengan Menantu-menantunya menggunakan kesempatan ini untuk berbenah kembali
Tajug Gede yang dulu luluh lantah akibat gejolak peperangan. Santri-santri
sudah mulai datang kembali, peristiwa ini terjafi pada tahun 1959.
Sekitar tahun 1950, KH. Abdul Qodir berpulang ke rahmatullah.
Dan anak dan menantu yang meneruskan dakwa beliau.
c. Periode Pengembangan
Sepeninggalnya KH. Abdul Qodir, tampu kepemimpinan diteruskan
oleh para tunas-tunas muda yang tidak lain manantu dan anak-anaknya. Namun pada tahun 1957 salah satu menantu KH.
Adul Qodir, KH. Bunyamin yang beralih haluan ke Muhammadiyah dan menjadi
pencetus Muhammadiyah di segeran. Sedangkan tajug gede diteruskan oleh KH.
Abdul Djalil. Pada masa asuhan KH. Abdul Djalil berdirilah berbagai lembaga
pendidikan yang berkembang pesat, seperti; MDA dan MDW (Th. 1957) dan MI
Ma`arif Segeran (1958). Setelah bertambahnya santri kemudian KH. Abdul Djalil mempunyai ide untuk mendirikan
pondok pesantren, sehingga pada tahun 1968 tajug gede diganti dengan nama Pondok
Pesantren Miftahul Huda Segeran.
Pada bulan haji tahun 1975 Pondok Pesantren Miftahul berduka,
dikarenakan pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Segeran telah berpulang ke Rahmatullah
di kota Makkah dan disemayakna di kota Makkah tersebut. Sehingga Pondok
Pesantren Miftahul Huda diteruskan oleh anaknya yang bernama KH. Djaruki Abdul
Djalil. Dibawah masa asuhan KH. Djaruki Abdul Djalil Pondok Pesantren Miftahul
Huda mengalami perkembangan pesat pula seperti yang pernah dilakukan oleh
Ayahnya dan itu terlihat dari banyaknya jumlah santri yang mondok di Pondok
Pesantren Miftahul Huda pada waktu itu santri berjumlah 350 santri. Pada masa
asuhan beliau juga berdiri pula lembaga pendidikan seperti; SMP (1981), SMA
(1984), perguruan tinggi (2003).
Pada tahun 2003 ibunda KH. Djaruki Abdil Djalil (Istri KH.
Abdul Djalil) yaitu Ny. HJ. Siti Chodijah berpulang ke Rahmatullah menyusul
suaminya. Selang dua tahun kemudian Pondok Pesantren Miftahul Huda kehilangan
seorang pengasuh, yakni KH. Djaruki Abdul Djalil yang meninggal karena penyakit
yang dideritanya pada tahun 2006.
Sepeninggal KH. Djaruki Abdul Djalil Pondok Pesantren
Miftahul Huda mengalami kepenurunan dan Pondok Pesantren Miftahul Huda hampir
saja gulung tikar, namun kepengasuhan
pondok pesantren miftahul huda diambil alih oleh adik beliau yang bernama H. Abas
Assyafah Abdul Djalil, M.Si dan pada masa kepengasuhan beliau Pondok Pesantren
Miftahul Huda kembali bangkit.
Dibawah asuhan H. Abas Assyafah Abdul Djalil, M.Si Pondok
Pesantren Miftahul Huda mengalami pemindahan tempat Pondok Pesantren yakni di
samping rumahnya beliau sendiri, itu bertujuan agar memudahkannya untuk
mengasuh dan mengembangkan pondok juga lembaga pendidikan yang berada satu
halaman dengan rumah beliau. Pada masa kepemimpinan beliau menjadi Pengasuh dan
sekaligus menjadi Ketua Yayasan Ibu Hj. Siti Chodijah, beliau banyak mendirikan
lembaga lembaga pendidikan formal seperti:
1. RA Ma’arif Segeran Kidul
2. SMP NU CIKEDUNG
3. SMP ISLAM TERISI
4. SMK ISLAM TERISI
5. SMK AL HIDAYAH ANJATAN
6. PKBM ( PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT ) GERAK JUNTINYUAT
7. SMP DARMA KUSUMA ANJATAN
8. SMP DHARMA KUSUMA HAURGEULIS
9. SMK GABUS WETAN
10. MA PLUS CIKEDUNG
11. SMK BINTANG SEMBILAN KEDOKAN BUNDER
12. SMK YABUJAH SEGERAN
13. SMK TUKDANA
14. SMK GROGOL
15. Dan berhasil mengubah STAIS, STKIP
DHARMA menjadi UNIDHARMA Segeran Indrmayu
Pada masa
kepengasuhan beliau juga banyak terjadi perubahan fisik dari bangunan pondok
pesantren yang semula hanya berjumlah 1 kamar santriwati dan 1 kamar santriwan,
lambat laun Pondok Pesantren Miftahul Huda terus mengalami kemajuan sehingga
jumlah kamarnyapun menjadi lebih dari satu. Semakin bertambahnya tahun semakin
bertambah pula santriya sampai sekarang, sehingga jumlah kamar pun semakin
bertambah.
Pengasuh PPMH dari period ke periode
1.
KH. Abdul Qodir (1932-1950)
Dewan
Penasehat Pondok
a. KH. Ridwan
b. KH. Irsyad
c. KH. Mujlani
d. KH. Abdurrohim
e. KH. Abdul Djalil
2.
KH. Abdul Djalil (1950-1975)
Dewan Penasehat Pondok
a. KH. Jamjami
b. KH. Djunaedi
c. KH. Bunyamin
d. KH. Baroji
e. KH. Djaruki Abdul Djalil
f.
KH.
Syambasyi Abdul Djalil
g. K. Mudhofar Abdul Djalil
h. K. Bajari Abdul Djalil
3.
KH. Djaruki Abdul Djalil (1975-2006)
Dewan
Penasehat Pondok
a. KH. Syambasyi Abdul Djalil
b. KH. Baroji
c. K. Mudhofar Abdul Djalil
d. K. Bajari Abdul Djalil
e. KH. Hayat Harun
f.
Ust.
Abi Sofyan
4.
H. Abas Assafah Abdul Djalil (2006-sekarang)
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Alhikmah 2
terdiri dari :
Dewan Pelindung :
KH. Syambasi
: KH. Maksuni
: KH. Mudlofar
: Ny. Hj.
Romlah
: Ny. Hj.
Fatkanah
Dewan Penasehat :
K. Bajari
:
K. Imron
:
H. Hayat Harun
:
H. Hasyim Djunaedi
:
Ny. Maemunah
:
Ny. Hj. Iis
Pengasuh :
H. Abas Assafah
Pembina :
K. Masrukin
:
K. Mustofa
:
K. Saleh Al Barkah
: Ust.
Asrorudin
:
Ust. Miftahul Fatah
:
Ust. Munawir
:
Ust. Husnan
:
Ny. Hj. Mahmudah
:
Ny. Faridah
:
Ny. Nihayah
:
Ustz. Novi Assirotun Nabawiyah
Pembantu Aktif :
K. Muchlisin
: Ust. Yusuf
: Ust. Al
Bazie
: Taufik
Zaenal Mustofa
: Toto
Iswanto
:
Ustz. Khoeriyah
:
Ustz. Fatimatuzzahroh
Dewan Assatidz/ Assatidzah : Ust. Mas`ud
: K. Maksuni
: K. Ibrohim
: Ust. Burhanudin
: Ust. Abi Sofyan
: Ust. Miftahul Ulum
: Ust. H. Sholihin
: Ust. Kholisin
: Ust. Asep Saefurrohman
: Ust. Sulthoni
: Ust. Abdul Muntaqiem
: Ust. Saeful Bahri
: Ust. Athoillah
: Ust. Najjini
: Ust. Abdul Basit
: Ust. Khoirul Anam
: Ustz. Rosyidatul .M
: Ustz. Sunaenah
: Ustz. Tri Samarotul Janiyyah
: Ustz. Julfatul Wahdah
: Ustz. Fatmawati
: Ustz. Raminah
: Ustz. Indah Fadilah
Kepengurusan PPMH Putra
Ketua : Roni Habibi
Sekretaris : Dede Yusuf
Bendahara : Suryadi
Seksi-seksi
1.
Keamanan : Masjoni
2.
Pendidikan : Alif Aulia Reza
3.
Kebersihan
dan Kesehatan : Dede Priyatin
4.
Seni
dan dakwah : Syafri
5.
Kelengkapan : Rali`in
Kepengurusan PPMH Putri
Ketua :
Tatirih
Sekretaris :
Bendahara :
Seksi-seksi
1.
Keamanan : Jubaedah
2.
Pendidikan : Umu
3.
Kebersihan
dan Kesehatan : Siti Maryam
4.
Seni
dan dakwah :
5.
Kelengkapan :
bagus ne
BalasHapus