Rabu, 08 April 2015

SEJARAH PESANTREN MIFTAHUL HUDA SEGERAN




1.      LOKASI
Secara geografis, Pondok Pesantren Miftahul Huda Segeran terletak di desa Segeran Kidul Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Berada 25 KM Sebelah timur dari kota Indramayu. Pondok Pesantren Miftahul Huda berdiri diatas lahan seluas 5 Ha.
Pesantren  ini menempati areal seluas lima hektar. Tidak kurang sekitar 250 santri mondok di pesantren ini. Pada areal tanah seluas itu berdiri sebuah mushollah berukuran 15 m x 15 m . Lapangan olahraga 30 m x 30 m, asrama santri putra 12 kamar, asrama santri putri 20 kamar.
Sarana pendidikan yang dikembangkan  meliputi madrasah setingkat MI Ma`arif (1958) , SMP Yabujah (1981), SMA NU Juntinyuat (1984),  SMK Yabujah (2009) dan Perguruan tinggi yang meliputi STAIS Dharma (2003) & STKIP Dharma (2006).
            Untuk mengembangkan  keterampilan para santrinya, pesantren ini mengembangkan program life skill (life skill Education) dengan menyediakan beberapa fasilitas penunjang  yang antara lain :
1.   Laboratorium IPA
2.   Studio Musik Tradisional dan Kontenporer 5 m x 5 m
3.   PKBM Gerak Segeran
4.   Laboratorium komputer @ 10 m x 10 m 
5.   Laboratorium bahasa @15 m x 20 m
6.   Green House (Pertanian)  15 m x 40 m


2.      SEJARAH
a.      Periode Permulaan
Setelah sepulang tholabul `ilminya di berbagai pesantren, KH. Abdul Kodir memilih mukim (menetap) ditempat kelahirannya di desa Segeran. Namun melihat keadaan masyarakat yang pada saat itu tergolong kurang akan pengetahuan Agama. Melihat keadaan itu beliau berinisiatif membangun sebuah tempat untuk dirinya berdakwah, dan beliau berinama Tajud Gede sekitar tahun 1930. KH. Abdul Qodir memulai dakwahnya dengan mengadakan pengajian di Tajud Gede dan dirumahnya. Tak lama kemudian beberapa santri pun datang satu persatu. Beberapa santri ada yang telah menetap, kegiatan ini lah yang dikemudian hari menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Miftahul Huda Segeran.

Selang sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1942 para santri da mulai banyak sehingga KH. Abdul Qodir kewalahan karena menangani santri yang kian tahun kian bertambah. Akhirnya KH. Abdul Qodir meminta bantuan kepada KH. Ridwan, KH. Irsyad, KH. Majlani, KH. Rois, KH. Abdur Rohim, KH. Abdul Djalil yang tidak lain anak dan manantu KH. Abdul Qodir.



b.      Masa Pertengahan
Memasuki masa revolusi yang penuh gejolak, para Asatids dan santri-santri Pengasuh bersama masyarakat menyatukan langkah, maju melangkahkan kaki untuk berjuang mempertahankan tanah air dari penjajah Belanda. Tak sedikit pejuang yang gugur sebagai mati syahid termasuk para Assatids, santri dan masyarakat sekitar.

Pasca kemerdekaan, setelah stabilitas dan keamanan nasional mulai berangsur pulih.  KH. Abdul Qodir dengan Menantu-menantunya menggunakan kesempatan ini untuk berbenah kembali Tajug Gede yang dulu luluh lantah akibat gejolak peperangan. Santri-santri sudah mulai datang kembali, peristiwa ini terjafi pada tahun 1959.

Sekitar tahun 1950, KH. Abdul Qodir berpulang ke rahmatullah. Dan anak dan menantu yang meneruskan dakwa beliau.

c.       Periode Pengembangan
Sepeninggalnya KH. Abdul Qodir, tampu kepemimpinan diteruskan oleh para tunas-tunas muda yang tidak lain manantu dan anak-anaknya.  Namun pada tahun 1957 salah satu menantu KH. Adul Qodir, KH. Bunyamin yang beralih haluan ke Muhammadiyah dan menjadi pencetus Muhammadiyah di segeran. Sedangkan tajug gede diteruskan oleh KH. Abdul Djalil. Pada masa asuhan KH. Abdul Djalil berdirilah berbagai lembaga pendidikan yang berkembang pesat, seperti; MDA dan MDW (Th. 1957) dan MI Ma`arif Segeran (1958). Setelah bertambahnya santri kemudian KH.  Abdul Djalil mempunyai ide untuk mendirikan pondok pesantren, sehingga pada tahun 1968 tajug gede diganti dengan nama Pondok Pesantren Miftahul Huda Segeran.

Pada bulan haji tahun 1975 Pondok Pesantren Miftahul berduka, dikarenakan pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Segeran telah berpulang ke Rahmatullah di kota Makkah dan disemayakna di kota Makkah tersebut. Sehingga Pondok Pesantren Miftahul Huda diteruskan oleh anaknya yang bernama KH. Djaruki Abdul Djalil. Dibawah masa asuhan KH. Djaruki Abdul Djalil Pondok Pesantren Miftahul Huda mengalami perkembangan pesat pula seperti yang pernah dilakukan oleh Ayahnya dan itu terlihat dari banyaknya jumlah santri yang mondok di Pondok Pesantren Miftahul Huda pada waktu itu santri berjumlah 350 santri. Pada masa asuhan beliau juga berdiri pula lembaga pendidikan seperti; SMP (1981), SMA (1984), perguruan tinggi (2003).

Pada tahun 2003 ibunda KH. Djaruki Abdil Djalil (Istri KH. Abdul Djalil) yaitu Ny. HJ. Siti Chodijah berpulang ke Rahmatullah menyusul suaminya. Selang dua tahun kemudian Pondok Pesantren Miftahul Huda kehilangan seorang pengasuh, yakni KH. Djaruki Abdul Djalil yang meninggal karena penyakit yang dideritanya pada tahun 2006.

Sepeninggal KH. Djaruki Abdul Djalil Pondok Pesantren Miftahul Huda mengalami kepenurunan dan Pondok Pesantren Miftahul Huda hampir saja gulung tikar, namun  kepengasuhan pondok pesantren miftahul huda diambil alih oleh adik beliau yang bernama H. Abas Assyafah Abdul Djalil, M.Si dan pada masa kepengasuhan beliau Pondok Pesantren Miftahul Huda kembali bangkit.

Dibawah asuhan H. Abas Assyafah Abdul Djalil, M.Si Pondok Pesantren Miftahul Huda mengalami pemindahan tempat Pondok Pesantren yakni di samping rumahnya beliau sendiri, itu bertujuan agar memudahkannya untuk mengasuh dan mengembangkan pondok juga lembaga pendidikan yang berada satu halaman dengan rumah beliau. Pada masa kepemimpinan beliau menjadi Pengasuh dan sekaligus menjadi Ketua Yayasan Ibu Hj. Siti Chodijah, beliau banyak mendirikan lembaga lembaga pendidikan formal seperti:
1.      RA Ma’arif Segeran Kidul
2.      SMP NU CIKEDUNG
3.      SMP ISLAM TERISI
4.      SMK ISLAM TERISI
5.      SMK AL HIDAYAH ANJATAN
6.      PKBM ( PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT ) GERAK JUNTINYUAT
7.      SMP DARMA KUSUMA ANJATAN
8.      SMP DHARMA KUSUMA HAURGEULIS
9.      SMK GABUS WETAN
10.  MA PLUS CIKEDUNG
11.  SMK BINTANG SEMBILAN KEDOKAN BUNDER
12.  SMK YABUJAH SEGERAN
13.  SMK TUKDANA
14.  SMK GROGOL
15.  Dan berhasil mengubah STAIS, STKIP DHARMA menjadi UNIDHARMA Segeran Indrmayu

Pada masa kepengasuhan beliau juga banyak terjadi perubahan fisik dari bangunan pondok pesantren yang semula hanya berjumlah 1 kamar santriwati dan 1 kamar santriwan, lambat laun Pondok Pesantren Miftahul Huda terus mengalami kemajuan sehingga jumlah kamarnyapun menjadi lebih dari satu. Semakin bertambahnya tahun semakin bertambah pula santriya sampai sekarang, sehingga jumlah kamar pun semakin bertambah.

Pengasuh PPMH dari period ke periode
1.      KH. Abdul Qodir                          (1932-1950)
Dewan Penasehat Pondok
a.      KH. Ridwan
b.      KH. Irsyad
c.       KH. Mujlani
d.      KH. Abdurrohim
e.      KH. Abdul Djalil

2.      KH. Abdul Djalil                            (1950-1975)
Dewan Penasehat Pondok
a.      KH. Jamjami
b.      KH. Djunaedi
c.       KH. Bunyamin
d.      KH. Baroji
e.      KH. Djaruki Abdul Djalil
f.        KH. Syambasyi Abdul Djalil
g.      K. Mudhofar Abdul Djalil
h.      K. Bajari Abdul Djalil

3.      KH. Djaruki Abdul Djalil              (1975-2006)
Dewan Penasehat Pondok
a.      KH. Syambasyi Abdul Djalil
b.      KH. Baroji
c.       K. Mudhofar  Abdul Djalil
d.      K. Bajari Abdul Djalil
e.      KH. Hayat Harun
f.        Ust. Abi Sofyan

4.      H. Abas Assafah Abdul Djalil                   (2006-sekarang)
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Alhikmah 2 terdiri dari :
Dewan Pelindung                                : KH. Syambasi
: KH. Maksuni 
: KH. Mudlofar           
: Ny. Hj. Romlah
: Ny. Hj. Fatkanah       
Dewan Penasehat                               : K. Bajari
                                                            : K. Imron
                                                            : H. Hayat Harun
                                                            : H. Hasyim Djunaedi
                                                            : Ny. Maemunah
                                                            : Ny. Hj. Iis
Pengasuh                                             : H. Abas Assafah
Pembina                                              : K. Masrukin
                                                            : K. Mustofa
                                                            : K. Saleh Al Barkah
: Ust. Asrorudin
                                                            : Ust. Miftahul Fatah
                                                            : Ust. Munawir
                                                            : Ust. Husnan
                                                            : Ny. Hj. Mahmudah
                                                            : Ny. Faridah
                                                            : Ny. Nihayah
                                                            : Ustz. Novi Assirotun Nabawiyah
                                                           
Pembantu Aktif                                   : K. Muchlisin
: Ust. Yusuf
: Ust. Al Bazie
: Taufik Zaenal Mustofa
                                                            : Toto Iswanto
                                                            : Ustz. Khoeriyah
                                                            : Ustz. Fatimatuzzahroh

Dewan Assatidz/ Assatidzah               : Ust. Mas`ud
: K. Maksuni
: K. Ibrohim
: Ust. Burhanudin
: Ust. Abi Sofyan
: Ust. Miftahul Ulum
: Ust. H. Sholihin
: Ust. Kholisin
: Ust. Asep Saefurrohman
: Ust. Sulthoni
: Ust. Abdul Muntaqiem
: Ust. Saeful Bahri
: Ust. Athoillah
: Ust. Najjini
: Ust. Abdul Basit
: Ust. Khoirul Anam
: Ustz. Rosyidatul .M
: Ustz. Sunaenah
: Ustz. Tri Samarotul Janiyyah
: Ustz. Julfatul Wahdah
: Ustz. Fatmawati
: Ustz. Raminah
: Ustz. Indah Fadilah

Kepengurusan PPMH Putra
Ketua                                                   : Roni Habibi
Sekretaris                                            : Dede Yusuf
Bendahara                                          : Suryadi


Seksi-seksi
1.      Keamanan                                     : Masjoni
2.      Pendidikan                                    : Alif Aulia Reza
3.      Kebersihan dan Kesehatan           : Dede Priyatin
4.      Seni dan dakwah                           : Syafri
5.      Kelengkapan                                 : Rali`in

Kepengurusan PPMH Putri
Ketua                                                   : Tatirih
Sekretaris                                            :
Bendahara                                          :


Seksi-seksi
1.      Keamanan                                     : Jubaedah
2.      Pendidikan                                    : Umu
3.      Kebersihan dan Kesehatan           : Siti Maryam
4.      Seni dan dakwah                           :
5.      Kelengkapan                                 :

1 komentar: